Banjir masih menjadi masalah besar bagi masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat di kota-kota besar, yang hingga kini belum dapat teratasi secara tuntas. Banjir ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan ketersediaan air minum bersih. Namun, adanya sebuah teknologi yang terbilang mutakhir ternyata dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan ketersediaan air minum bersih selama banjir melanda pemukiman masyarakat. Dalam postingan kali ini, penulis akan mengkaji topik tersebut, namun sebelum itu penulis akan membahas sekilas tentang sumber air.
Sekilas Tentang Sumber Air
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar peranannya dalam kesehatan manusia. Di dalam air, bisa saja terdapat Phatogenic organisme yang dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti; Salmonella typhi yang dapat menyebabkan penyakit demam typhoid, Sighella dysentriae yang menyebabkan penyakit disentri basiler, Salmonella paratyphi yang menyebabkan penyakit demam para typhoid. Di dalam air juga bisa saja terdapat non phatogenic organisme yang dapat mengganggu dan menimbulkan kerugian bagi manusia, seperti Actinomycetes dan Algae yang terdapat dalam air kotor dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak diharapkan.
Terlepas dari hal itu, air sangat berguna bagi tubuh manusia. Tubuh manusia sendiri terdiri dari air, kira-kira 60-70 % dari berat badannya. Untuk orang dewasa, kira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk : proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga agar tubuh tidak kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. Sebagai contoh : penderita penyakit kolera.
Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, mausia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mengunakan cara demikian. Di mana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti harus menggunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit.
Berikut adalah sumber-sumber air :
1. Air laut
2. Air atmosfir, air meteriologik
3. Air permukaan
4. Air tanah
Air Laut
Air laut mempunyai rasa asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini; air laut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai air minum.
Air Atmosfir, Air Meteriologik
Karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri tebu atau debu dan lain sebagainya, maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Air Permukaan
Air permukaan ada dua macam; air sungai dan air rawa atau danau. Pada umumnya air ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota, dan lain sebagainya.
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang sangat tinggi
b. Air Rawa atau danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zaat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.
Air Tanah
Air tanah terbagi menjadi tiga macam; air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air.
a. Air tanah dangkal
Hal-hal yang perlu diketahui dalam pembuatan sumur dangkal adalah :
- Sumur harus diberi tembok rapat air 3 m dari muka tanah, agar pengotoran oleh air permukaan dapat dihindarkan.
- Sekeliling sumur harus diberi lantai rapat air selebar 1-1,5 m untuk mencegah terjadinya pengotoran dari luar.
- Pada lantai (sekelilingnya) harus diberi saluran pembuangan air kotor, agar air kotor dapat tersalurkan dan tidak akan mengotori sumur ini.
- Pada bibir sumur, hendaknya diberi tembok pengaman setinggi 1 m.
b. Air tanah dalam
Kualitas dari air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari airdangkal, karena penyaringnya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah lumpur, maka air itu akan menajdi sadah, karena mengandung Ca (HCO3)2 dan Mg (HCO3)2. Jika melalui batuan granit, maka airitu lunak dan agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3).
Mata Air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Maka air yang berasal dari dalam tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Dari segi kualitas, airminum harus memenuhi syarat fisik sebagai berikut :
- Air tidak boleh berwarna
- Air tak boleh berasa
- Air tah boleh berbau
- Suhu air hendaknya di bawah sela udara sejuk ( kurang lebih 250C)
- Air harus jernih
Selain itu, air juga tidak boleh mengandung zat kimia dan bakteri yang membahayakan kesehatan manusia. Air minum tidak boleh mengandug bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 ml air.
Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (faeces) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam airantara lain adalah :
- Bakteri typhusum
- Vibrio colerae
- Bakteri dysentriae
- Entamoeba hystolotica
- Bakteri enteritis (penyakit perut)
Air yang mengandung bakteri golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.
Ancaman Banjir Picu Kelangkaan Air Bersih
Masyarakat sering menganggap airsebagai benda sosial. Sumber airbaku (sungai) seringkali difungsikan sebagai kegiatan sehari-hari, termasuk mandi, mencuci piring, mencuci pakaian, bahkan sekaligus untuk pembuangan sampah atau kotoran. Tak jarang masyarakat Indonesia juga menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. Padahal hanya dengan memasak air hingga mendidih tidak dapat menghilangkan zat kimia tertentu yang munckin terkandung dalam air sungai tersebut. Masalah penyediaan air minum bersih ini harus kita perhatikan bersama. Sangat disayangkan jika sebagian besar masyarakat menganggap bahwa airbersih adalah urusan pemerintah dan PDAM saja, sehingga tidak tergerak untuk mengatasi masalah air bersih bersama (terutama air minum). Hal ini diperparah dengan kurangnya anggaran untuk air bersih dan buruknya kinerja PDAM, yang menjadikan ketersediaan air minum bersih menjadi langka.
Ketersediaan air bersih itu semakin terancam dengan adanya berita dari BMKG yang menyebutkan bahwa, “...ancaman banjir akan tetap tinggi saat Januari hingga Maret 2013." Banjir tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih. Seperti yang pernah terjadi di Korea Utara beberapa bulan yang lalu. Setelah Korea Utara dilanda banjir, negara tersebut mengalami kelangkaan air minum bersih. Kelangkaan air minum bersih di Korea Utara tersebut menyebabkan tingginya kasus infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan. Tentunya warga Indonesia tidak ingin hal yang sama terjadi. Terlebih untuk kota-kota besar yang berpotensi terkena serangan banjir untuk beberapa bulan kedepan; seperti Kota Jakarta.
Banyak langkah yang sebenarnya dapat dilakukan untuk mengatasi kelangkaan sumber air minum yang disbeabkan oleh terjangan banjir, salah satunya yaitu dengan mencegah terjadinya banjir itu sendiri. Namun akan menjadi hal yang sulit bahkan cenderung mustahil jika itu menjadi opsi utama bagi masyarakat di kota-kota besar sekrang ini, melihat statement, yang telah diungkapkan oleh BMKG. Karena banjir tidak dapat diatasi hanya dalam waktu yang singkat, bahkan butuh waktu berpuluh-puluh tahun, sementara ancaman banjir akan datang beberapa bulan ke depan.
Penanggulangan banjir memang harus segera dilakukan agar ketersediaan air minum bersih pun tidak mengalami kelangkaan. Diantaranya adalah; melakukan pengerukan selokan dan sungai, meminimalisir faktor-faktor yang dapat menyumbat saluran air, memperbaiki kualitas tanggul, menambah volume tampung air selokan, dan lain sebagainya. Namun hal itu membutuhkan waktu yang lama. Seperti yang sering dikatakan oleh Jokowi bahwa permaslahan banjir tidak bisa diatasi hanya dalam waktu sehari. Bahkan banyak wilayah di Indonesia yang sudah sering terkena banjir selama 20 tahun. Tentunya selama dua puluh tahun itu juga warga juga mengalami kelangkaan sumber air minum bersih.
Bukan hanya di Jakarta, di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan pada pertengahan bulan Juli 2012 juga mengalami kelangkaan air bersih. Air sungai Martapura berubah warna menjadi kerh pekat dan kuning kemerahan. Setelah diteliti ternyata air sungai berhulu di Pegunungan Meratus tersebut sudah terkontaminasi kandungan partikel atau kandungan lumpur yang jumlahnya melimpah ruah. Kekeurhan tinggi karena partikelnya mencapai 5000 MTO, padahal idealnya hanya 100 MTO.
Sumber : Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://www.slideshare.net/DhythaAsyidiq/krisis-air-bersih-di-kota-besar-di-indonesia
http://www.iposnews.com/2012/11/19/ancaman-banjir-tetap-tinggi-hingga-januari-2013/
http://international.sindonews.com/read/2012/08/02/40/662541/pasca-banjir-korut-krisis-air-bersih
http://www.pureitwater.com/ID/
http://metro.news.viva.co.id/news/read/368389-jokowi--banjir-perlu-proses--saya-bukan-dewa
http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/11/19/114467/Jokowi-Banjir-Bukan-Perkara-Mudah/6
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/08/11430569/Jokowi.Banjir.Kampung.Apung.Tak.Bisa.Cepat.Selesai
http://hasanzainuddin.wordpress.com/2012/07/22/kelangkaan-air-bersih-sebuah-ancaman-warga-kalsel/
0 komentar:
Posting Komentar